Monday, April 30, 2012

Iman Hijrah dan Jihad Blogspot.com : Perang Badar Al-Kubra : Permohonan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada TUHAN


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersama tentara Islam setelah mendengar kabar dari budak kaum Quraisy yang tersebut diatas, dan setelah dapat mengira sendiri kekuatan, bahwa tentara Quraisy lebih kurang ada 1000 orang, dan sudah barang tentu dengan bersenjata lengkap serta persediaan cukup, maka waktu itu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengingat bahwa tentaranya hanya 300 lebih sedikit, jadi sepertiganya tentara kaum Quraisy, dengan senjata kurang lengkap, dan persediaan perang serba kurang. Oleh sebab itu guna menebalkan iman tentaranya, dan guna meneguhkan semangat barisannya, maka Nabi lalu menghadapkan akan mukanya kepada sekalian tentaranya sambil memohon kepada ALLAH:

''''Ya, ALLAH ! Sesungguhnya mereka (tentara Islam) ini sama kosong (tidak membawa apa-apa), maka dari itu berilah mereka itu pikulan. Ya ALLAH ! Sesungguhnya mereka itu telanjang, maka dari itu, berilah mereka itu pakaian Ya ALLAH ! Sesungguhnya mereka itu lapar, maka dari itu berilah mereka itu kenyang, Ya ALLAH ! Sesungguhnya mereka sengsara, maka dari itu berilah mereka itu kekayaan.''


Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan diiringkan oleh tentaranya terus berjalan sehingga sampai pada suatu lembah yang jauh dari tempat air, dan di tempat yang penuh pasir lagi kering. Adapun tentara Quraisypun melanjutkan perjalanannya sehingga sampai di suatu tempat (lembah) yang lapang, lagi dekat dengan mata air. Oleh sebab itu waktu itu kaum tentara Islam banyak yang semasa dahaga, dan kekurangan air yang akan dipergunakan buat menghilangkan hadats, istimewa pula pada malam harinya banyak yang berhajat hadats besar (junub). Dalam pada itu di antara Islam banyaklah yang tergoda oleh syaitan. Yakni Syaitan-syaitan yang mencampakkan tipu dayanya pada hati masing-masing tentara Islam yang kena digoda : ''Kamu menyangka bahwa kamu menjadi kekasih TUHAN, tetapi mengapa kamu dapat dikalahkan oleh kaum Musyrikin tentang urusan air ? Sekarang kamu merasakan dahaga, kamu mengerjakan shalat dengan berhadats besar, sedangkan musuh-musuhmu telah menunggu manakala kamu berkeputus-asaan air, tentulah lenyap kekuatan kamu, lalu mereka menghukum kamu menurut kehendak mereka, dan mungkin mereka akan membunuh kamu atau menangkap kamu, lalu kamu di bawa kembali ke Mekah.'' Demikian was-was yang diperbuat oleh syaitan dalam hati sanubari kebanyakan tentara Islam. Waktu itu oleh karena Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengerti bahwa daripada tentara banyak yang tergoda oleh syaitan, maka seketika itu beliau selalu memohon kepada ALLAH. Waktu tengah malam dengan sunyi senyap, sedangkan kebanyakan tentaranya tengah tidur nyenyak. Nabi selalu mengerjakan shalat dan membanyakkan permohonan kepada Tuhan. Hanya Tuhan sendirlah yang memberi pertolongan dengan sepenuh-penuhnya. Oleh sebab itu, waktu itu Tuhan lalu menurunkan air hujan dengan lebatnya, yang sebelumnya tidak seorangpun yang menyangka akan ada hujan dengan hebat.


Di waktu air hujan diturunkan dengan lebatnya, kebanyakan tentara Islam sedang tidur nyenyak, tetapi Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terus memohon kepada ALLAH, dan berulang-ulang mengucapkan : ''Ya, Tuhan Yang Maha Hidup, ya Tuhan Yang Berdiri Sendiri !!!''


Demikian selanjutnya sampai datang waktu pagi.


Dengan, sebab air hujan yang sangat lebatnya, maka tentara Islam mendapat air yang sebanyak-banyaknya, lembah-lembah mengalirkan air, kolam-kolam penuh air, lalu masing-masing mandi, berwudlu dan lain-lain sebagainya, pasir yang ditempatinya menjadi lekat.


Dan diriwayatkan, bahwa sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan tentaranya mendapat air, maka beliau dengan diiringkan oleh tentaranya terburu-buru datang ke tempat sungai Badar. Setelah sampai di tempat itu, Nabi lalu berhenti dengan maksud, bahwa tempat itu akan dipergunakan menjadi tempat pertempuran dengan tentara Quraisy.


Ketika itu oleh seorang sahabat yang bernama Hubbab bin Al-Mundzir, Nabi ditanya : ''Ya Rasulullah, apakah pendapat tuan terhadap tempat pemberhentian ini ? Apakah tuan berhenti di tempat ini mengikuti wahyu Tuhan yang tiada akan kita berani mendahuluinya dan tiada pula kita berani membelakangkannya, ataukah menurut dari pendapat tuan sendiri dan daya upaya tuan sendiri ?''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : ''Saya berhenti di tempat ini, hanya mengikuti kemauan saya sendiri dan daya upaya sendiri ?''


Sahabat Hubbab : ''Kalau begitu, Ya Rasulullah ! Saya usul, sudikah kiranya tuan pindah saja dari tempat ini. Karena sesungguhnya tempat ini bukan pemberhentian yang baik bagi kita. Maka sudikah kiranya tuan lekas pindah dari tempat ini bersama-sama ?''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : ''Mengapa begitu, hai Hubbab ?''


Sahabat Hubbab : ''Ya, tiada lain seperti kata saya tadi.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : ''Ah, pendapat saya lebih baik kita berhenti di tempat ini daripada kita pindah lagi.''


Hubab : ''Ya Rasulullah jangan begitu ! Adapun jika tuan berhenti disini mengikut wahyu dari ALLAH, saya tidak akan usul begitu. Saya mengikut wahyu ALLAH.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : ''Kamu berkata begitu itupun dari pendapat kamu sendiri bukan ?''


Hubbab : ''Ya betul begitu, Ya Rasulullah ! Tetapi tuan harap mengerti, bahwa saya lebih tahu keadaan tempat ini dan keadaan tempat yang saya tunjukkan. Adapun tempat yang saya maksudkan, ialah tempat yang dekat mata air. Kalau kita disini tentu jauh dari tempat mata air, dan kaum Musyrikin yang dekat mata air nanti. Jika sekarang kita mendapat tempat yang dekat mata air, sudah barang tentu nanti kaum Quraisy berjauhan dari mata air, kita tidak akan kekurangan, dan mereka tantu kekuarangan air sebab mata air berdekatan dengan tempat kita di belakang lembah.... itu.''


Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lalu berdiam dan seketika itu juga malaikat Jibril datang lalu mempermaklumkan kepada Nabi, bahwa pendapat yang benar adalah pendapat Hubbab. Oleh sebab itu, seketika itu juga Nabi bersama tentaranya lalu pindah dari tempat itu dan menuju ke tempat yang ditunjukkan oleh Hubbab. Kemudian dari pada itu, maka setelah sampai dan berhenti di tempat yang di tunjukkan oleh Hubbab, lalu disana tentara Islam membikin kolam-kolam dan diisi dengan air yang sebanyak-banyaknya.


Selanjutnya, ditempat tersebut sahabat Sa'ad bin Mu'adz mengemukakan pendapatnya di hadapan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ia berkata : ''Ya Rasulullah. Tidakkah lebih baik tuan kita bikinkan 'Arasy (tempat tinggal sementara untuk tempat tuan ? Dan kita menyediakan satu kendaraan buat tuan ? Maka jika nanti bertempur dengan musuh, tuan kita minta berada didalam arasy saja, dan kita bertempur dengan musuh kita. Jikalau Tuhan nanti memberi kemenangan kepada kita, dan kita dapat menghancurkan musuh kita itulah yang kita harapkan; dan jikalau kita kalah, tuan kita persilahkan kembali kepada orang-orang yang masih banyak ada di belakang kita, karena di belakang kita masih banyak orang yang terbelakang belum ikut berangkat kemari, Ya Rasulullah. Kecintaan kita kepada tuan tidak melebihi dari kecintaan mereka (orang-orang yang terbelakang) kepada tuan. Seumpama mereka menyangka, bahwa tuan akan berperang niscaya mereka tidak akan berpisah dari tuan. Tuhan menolong kepada tuan tentu dengan sebab mereka dan mereka sama berperang dengan musuh bersama-sama tuan.''


Demikianlah perkataan sahabat Sa'ad bin Muadz waktu itu, dan pendapat serta perkataan beliau yang sedemikian tadi oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diterima dengan girang lagi dipuji. Lalu seketika itu juga diperbuatlah suatu arasy dari pelepah pohon kurma di atas bukit yang tertampak dari medan peperangan. Maka setelah arasy dibuat dengan kuat dan kokoh, Nabi lalu dipersilahkan masuk kedalamnya, dan untanya diikat di belakang arasy, dan sahabat Abu Bakar sebagai kawan yang tercinta di ajak masuk bersama-sama oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam


0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan santun